Tentang Kehilangan
Melihat perkembangan AI saya menjadi cemas, bukan saja karena pengaturannya yang belum jelas tapi juga bagaimana cara AI berpikir belum dapat terpecahkan bahkan oleh penemunya sendiri, dus caption IG inipun sekarang ada tombol AI nya untuk membantu kita membuat kata-kata yang tepat. Tapi kita tidak sedang bicara AI, tidak sekarang, mungkin nanti.
Saya ingin menulis tentang perasaan kehilangan saat ditinggal oleh hewan peliharaan. Seringkali orang meremehkan alih-alih memberi ketenangan saat diceritakan kesedihan itu. "Ah hanya kucing (insert hewan lain di sini), besok cari lagi" "Kemarin aku lihat yang mirip kuk, beli lagi saja", begitu kira-kira tanggapannya. Dan ini cara menanggapi yang salah sebab banyak jurnal sains mengatakan beberapa orang yang kehilangan hewan peliharaan perasaannya lebih sedih daripada kehilangan anggota keluarganya. Ini bukan tanpa alasan, ada semacam ikatan primitif antara manusia dengan hewan. Apalagi hewan peliharaan yang biasanya lebih sering hadir dan menemani pemiliknya dibandingkan dengan anggota keluarganya sendiri.
Meskipun belum ada kesimpulan akhir dari penelitian mengenai hubungan manusia dan hewan peliharaan yang tergolong unik namun banyak pemilik hewan peliharaan yang didominasi perasaan bersalah saat hewan peliharaannya meninggal. Perasaan sedih karena kehilangan hewan peliharaan memang tidak umum diungkapkan di masyarakat sehingga rasanya menjadi lebih sulit saat hal itu terjadi.
Walaupun secara resmi saya belum pernah punya hewan yang memang sengaja saya pelihara selain ikan, sayapun pernah mengalami perasaan bersalah tersebut. Sebut saja gembulita, kucing yang matanya sangat cantik menurut saya, dan kebetulan pernah melahirkan di sekitar kamar kos saya. Singkat cerita saya diminta membuangnya oleh pemilik kos karena keberadaan gembulita menarik perhatian kucing jantan, (tidak hanya satu tapi banyak) dan sering membuat kegaduhan tiap malam.
Berbulan-bulan kemudian perasaan bersalah tersebut masih muncul dan setiap melewati jalan tempat saya membuangnya biasanya saya berhenti dan berharap gembulita masih ada di sana dan menyambut saya (yang tentunya tidak terjadi). Dan perasaan aneh tersebut yang menjadi alasan saya mencari jurnal sainsnya dan menulis blog ini.