Diskontinu

Jam 12 Malam Saya Menulis

Sudah 2 hari ini jam tidur saya kacau. Bukan karena bulan puasa kemarin karena banyak orang mengalami hal yang sama. Entahlah, sudah hari ke 3, saya menulis ini barangkali bisa membuat ngantuk.

Minggu kemarin banyak yang ingin saya tulis tentang balapan GT. Minggu yang sibuk karena di weekend kalo tidak salah ingat ada 5 balapan di belahan dunia berbeda. IMSA di Amerika, GT Europe di Prancis, GT Asia di Amerika dan ELMS di Spanyol. Karena saking banyaknya saya tidak sempat menulis di blog, yang jelas semua even saya sempat nonton dari start hingga sejam kemudian lalu menyelesaikannya hanya dengan menonton siaran ulang saat makan atau nonton highlightnya saja. Wajar karena rata-rata balapan GT waktunya memang lebih panjang dari balapan mobil lain. Tapi, malam ini saya tidak ingin menulis tentang balapan GT, saya hanya tidak bisa tidur hahaha.

Saya sekarang berada di teras, alih-alih ngantuk saya membuat es kopi dan menyalakan rokok. Saya dari muda memang sering berpikir hal-hal yang tidak penting, seperti malam ini saya teringat pernah membaca blog yang penulisnya bercerita tentang berkunjung ke kota-kota di Indonesia. Lain dengan para traveler yang biasanya mengenalkan secara positif (atau paling tidak mereview makanan lokal dengan semangat) dari kota yang dikunjunginya, di blog ini dia hanya mengeluh tentang kota yang ia datangi, entah semrawutnya jalan, sampahnya, kotornya alun-alun, dan lain-lain pokoknya semua negatif, wkwk.. tapi cara dia menulis sangat menarik dan tidak dibuat-buat. Saya waktu itu coba meniru gaya menulisnya saking kagumnya, pun sampai sekarang sampai gagal.

Saya membayangkan penulisnya adalah Donal Bebek dalam versi manusia yang menggerutu di mana saja saat jalan ke Indonesia. Namun sayang saya tidak ingat alamat blognya. Barangkali itu yang membuat blog tersebut terus terngiang di kepala saya dan yang membuat saya terus memikirkan blog saat sedang melamun, blognya menempuh jalan buntu di salah satu sel otak dan saya juga malas menyingkirkannya, karena saya malas mencarinya di Google. Menyebalkan.

Kita lompat ke pikiran saya yang lain lagi. Anda punya teman yang status sosial medianya selalu galau? Bagaimana menurut anda? Menyebalkan? Atau tidak? Karena bisa jadi teman anda itu adalah saya saat muda hahaha.

Jika saya baca lagi arsip status sosial media menurut saya kuk tidak galau ya, bahkan saya menilai beberapa status saya itu bagus tulisannya (Mungkin jika tidak bisa tidur lagi akan saya salin ulang di sini puisi-puisinya), mengingatkan saya momen tertentu yang mungkin hanya terjadi sekali dan saya tumpahkan di sosial media begitu saja seperti di tulisan saya kali ini. Oke barangkali memang berlebihan, apalagi kalo saya konsultasikan ke istri saya menjelang tidur, setelah membaca sekilas dia pasti komen "alay" wkkwwk.

Tapi semua orang pernah jatuh cinta bukan? Dan momen kreatif katanya datang saat orang jatuh cinta atau patah hati, tidak di antara keduanya. Jadi harusnya wajar status sosial media saya galau, apalagi waktu itu jatuh cinta dengan orang yang salah. Salah karena dia tidak menerima saya, dan pada akhirnya penolakan-penolakan tersebut saya jadi tahu perbedaan cinta saat remaja dan dewasa. Benarkah? Entahlah, saya juga tidak yakin dengan itu, even sampai sekarang saat usia sudah di tengah kepala tiga.

Ini sudah rokok ketiga saya, dan saya kagum bahkan anda rela membaca sampai sejauh ini. Konon katanya tulisan punya dunianya sendiri, bukan dunia penulis maupun pembacanya, itu mengapa tulisan abadi tergantung hostingnya (atau percetakannya) kuat atau tidak. Besok atau lusa atau bulan depan mungkin saya menulis lagi, mungkin agak serius, karena konyol juga membayar Herman pemilik bearblog ini hanya untuk menuangkan racauan saya.

Oh iya saya menulis ini dari Android, entah mengapa lebih nyaman daripada saya harus membuka laptop yang ujungnya malah terdistraksi dan tidak jadi ngeblog. Dan sepertinya saya mengantuk sekarang. Atau mungkin tidak. Saya harus menscroll sosial media yang lain lagi. Terima kasih sudah membaca. Salam

#Blog